SIKAP: Pengertian, Contoh dan 4 Teori Pembentukan Sikap

sikap

Pengertian Sikap

Sikap merujuk pada kecenderungan seseorang untuk merespon atau berperilaku terhadap situasi atau objek tertentu. Sikap melibatkan pemikiran, perasaan, dan tindakan, dan dapat berupa positif atau negatif, tergantung pada penilaian individu terhadap objek atau situasi yang terkait. 

Sikap dapat ditumbuhkan atau dipelihara melalui pengalaman kehidupan, pendidikan, dan pengaruh sosial. Sikap yang baik dapat menciptakan hubungan yang baik dengan orang lain serta membantu mencapai tujuan hidup.

Contoh Sikap

Berikut beberapa contoh dari sikap:

  1. Kejujuran: Memiliki sikap jujur dalam segala situasi memberikan keuntungan karena membuat orang dapat diandalkan dan dipercaya.
  2. Kerja keras: Sikap kerja keras menghasilkan prestasi dan kesuksesan yang maksimal di bidang pekerjaan.
  3. Keseimbangan: Sikap keseimbangan adalah kemampuan untuk menjaga hubungan dengan orang lain, walaupun terdapat perbedaan pendapat atau pandangan.
  4. Optimisme: Optimisme membantu dalam mengatasi kegagalan dan kemajuan yang berkelanjutan.
  5. Empati: Empati, atau kemampuan untuk memahami perasaan, pengalaman, dan perspektif orang lain, sangat penting untuk membina hubungan yang positif dengan orang lain.
  6. Bebas Prasangka: Sikap bebas prasangka membantu menghindari prasangka yang merugikan, seperti diskriminasi atau stereotip.
  7. Kemandirian: Sikap kemandirian menyatakan bahwa seseorang harus mampu mengelola kehidupan dan tanggung jawab sendiri.

Teori Pembentukan Sikap

Teori pembentukan sikap mengikuti sebuah proses dimana seseorang menerima informasi melalui pengalaman dan belajar, kemudian menginterpretasikan dan mengasosiasikan informasi tersebut sehingga membentuk sikap individu. 

Berikut ini adalah 4 Teori Pembentukan Sikap:

  1. Teori Belajar Sosial: Teori ini mengatakan bahwa sikap dan perilaku dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman belajar, terutama dari pengaruh lingkungan sosial, baik positif atau negatif.
  2. Teori Dissonansi Kognitif: Teori ini berfokus pada ketidaksesuaian antara pandangan seseorang dan tindakan yang dilakukannya. Dissonansi kognitif dapat menyebabkan perubahan sikap untuk meningkatkan kesuaian antara pandangan dan tindakan.
  3. Teori Pengamatan Arah: Teori ini mengatakan bahwa orang membandingkan diri mereka dengan orang lain di sekitarnya. Mereka mencari informasi dan sikap yang dilihat dari orang lain untuk membentuk sikap mereka sendiri.
  4. Teori Ekspektasi Sosial: Teori ini mengatakan bahwa orang cenderung berperilaku sesuai dengan harapan dari orang lain. Sebagai contoh, seseorang dapat menghasilkan sikap yang sesuai dengan ekspektasi sosial teman-temannya atau keluarga mereka.

Semua teori tersebut menunjukkan bahwa pembentukan sikap seseorang dipengaruhi oleh pengalaman, observasi, harapan dari lingkungan, dan proses kognitif.

Sumber

  1. Fillamenta, N.2015.Psikologi Kesehatan:Sebuah Pengantar.Yogyakarta:Sapu Lidi
  2. Fillamenta, N.2017.Psikologi Komunikasi.Yogyakarta:Sapu Lidi


Fillamenta
Saya adalah seorang Penulis, Musik Terapis, Music Arranger dan Pemain Violin. Mengajar Kursus violin secara daring atau online dan meng-aransemen beberapa orkestra, bigband dan band. Bersama tim saya juga aktif meneliti yang berhubungan dengan musik dan psikologi

Related Posts

Posting Komentar